(Erabaru.or.id) - Dalam perjalanan sejarah, kerajaan demi kerajaan silih berganti, kejadian apa saja yang telah terjadi? Seiring dengan pemahaman kita terhadap dunia ini, banyak hal yang kemudian semakin jelas.
Arah Perputaran Aliran Sungai Amazon
Orang orang mengatakan : Aliran suatu sungai selalu mengarah ke timur. Sebenarnya sejumlah sungai besar di dunia, pada kenyataannya memang mengalir ke arah timur. Termasuk sungai terbesar di dunia, Sungai Amazon, di Amerika Selatan. Berdasarkan laporan BBC pada tanggal 24 Oktober 2006, dulunya aliran sungai Amazon ini pernah mengarah kearah barat, bukannya mengarah ke timur seperti sekarang ini. Para peneliti dari University of North Carolina (UNC) berhasil menyimpulkan suatu temuan dari hasil penelitian terhadap lapisan batu di Sungai Amazon. Mereka masih belum dapat memastikan waktu yang tepat kapan berubahnya arah aliran sungai ini, perkiraan mereka adalah sekitar 65 juta tahun silam, atau mungkin juga lebih lama lagi. Sebelum itu, arah aliran Sungai Amazon mengarah ke barat.
Perubahan Kutub Bumi
Tidak hanya aliran sungai dapat berubah arah, bahkan kedua kutub bumi kita ini pun telah mengalami perubahan. Dalam majalah Science edisi 8 September 2006, diberitakan bahwa ilmuwan dari Australia, Tiongkok, dan Norwegia dalam riset bersama terhadap lapisan batuan berhasil menemukan, bahwa telah terjadi perubahan kutub bumi. Jika dijabarkan secara nyata, selama 20 juta tahun ini, arah kutub utara telah menyimpang sebesar 50 derajat. Perubahan ini setara dengan jarak antara Alaska (atau Siberia) hingga ke garis khatulistiwa. Dalam kebudayaan suku bangsa Maya yang sangat maju, juga terdapat catatan serupa. Berdasarkan kalender suku Maya, terhitung sejak 1992 hingga 2012, bumi kita akan memasuki suatu masa Siklus Besar yang terjadi setiap 5200 tahun sekali yang merupakan masa penutup dari fase terakhir, yang juga disebut “Masa Perubahan Bumi. Dalam kebudayaan suku Maya itu juga telah diramalkan, bahwa pada tahun 2012 medan magnet bumi juga akan mengalami perubahan. Sementara India Daily dalam beri-tanya pada tanggal 1 Maret 2005 melaporkan, bahwa ada sejumlah ilmuwan geofisika dan astronomi dari perusahaan Hyderabad telah meramalkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi perputaran terbalik pada kutub bumi maupun kutub matahari. Perputaran terbalik kutub bumi artinya kutub utara dan kutub selatan akan bertukar posisi. Selama dalam proses ini di bumi akan terjadi suatu fenomena dimana dalam kurun waktu tersebut akan sama sekali tidak ada daya tarik menarik medan magnet.
Cakrawala Yang Teramat Luas, Musim Demi Musim Silih Berganti
Dalam perjalanan sejarah yang sedemikian panjang, jika seandainya kutub bumi dapat saling bertukar posisi, aliran Sungai Amazon akan berbalik arah, maka kehancuran makhluk bumi dan kemunculan spesies baru, tidak akan perlu dipertanyakan lagi. Berdasarkan hasil penelitian, para ilmuwan telah menemukan bahwa di bawah lapisan es dan salju ada sejumlah makhluk hidup yang pernah hidup. Shen Gua dari Dinasti Song dalam karyanya Catatan Meng Xi menuliskan bahwa : Di antara kedua tebing sebelah utara gunung Taixing, terlihat adanya lapisan kulit- kulit kerang dan butir-an butiran seperti telur burung, melintang di sepanjang tebing membujur seperti untaian pita. Ini adalah tanda bekas lautan di masa lampau, sekarang sebelah timur hanya berjarak beberapa ratus kilometer saja dengan laut. Ge Hong dari Dinasti Jin dalam karyanya Legenda Dewata memuat catatan yang lebih luas dibanding de-ngan catatan Da Yu dalam Legenda Pengaturan Air-nya. Dalam catatan tersebut dikatakan bahwa setelah pu-luhan juta tahun maka daratan akan menjadi lautan luas, dan lautan luas setelah puluhan juta tahun akan menjadi daratan. Selang waktu bertemu Dewa Ma Gu dan Wang Fang Ping dengan pertemuan sebelumnya, telah melalui 3 kali pergantian laut menjadi daratan.
Beberapa ratus tahun belakangan ini, terutama puluhan tahun terakhir, di bawah pengaruh kegiatan manusia, perubahan iklim besar besaran telah terlihat antara garis khatulistiwa hingga ke kedua kutub : suhu udara semakin meningkat, es dan salju meleleh, bah-kan beruang beruang di Islandia pun tidak dapat tidur musim dingin lagi. Jika terus seperti ini, maka kita sebagai umat manusia akan menghadapi masa depan yang suram.
Musnahnya Peradaban Tinggi Masa Lalu.
Didalam buku catatan sejarah, kita akan dapat melihat kebangkitan dan keruntuhan suatu peradaban. Misalnya buku yang berjudul Menyibak Cadar Kebudayaan Pra Sejarah tercatat ba-nyak sekali penemuan penemuan yang menyangkut hal ini. Salah satunya penemuan peradaban Kreta (Crete) yang pernah berjaya lebih 3000 tahun silam di Laut Tengah, yang terkenal dengan arsitektur istananya yang sangat rumit namun mewah. Namun kebudayaan yang sedemikian agung itu justru ikut lenyap tanpa sebab musabab yang jelas. Menghilangnya kebudayaan bangsa ini secara misterius, telah menjadi salah satu teka teki yang telah sekian lama membayangi para ahli arkeolog dunia. Ilmu astronomi menyatakan bahwa kecepatan Planet Mars dalam lintasan orbitnya telah berkurang terhadap orbit Timur dalam beberapa minggu terakhir ini hingga ke tingkat yang meragukan geraknya antara timur dan barat. Pada hari Rabu (30 Juli 2004), diperkirakan bahwa pergerakan planet akan berhenti bergerak dari arah timur. Kemudian, pada bulan Agustus dan September 2004, planet Mars akan merubah pergerakan orbitnya ke arah yang berlawanan (yang semula dari timur ke barat, menjadi dari barat ke timur) dimana hal ini berarti bahwa matahari akan terbit dari bagian barat Mars mulai saat ini. Fenomena yang aneh ini (pergerakan ke arah yang berlawanan) disebut "Retrogade Motion". Para pakar astronomi menyatakan bahwa semua planet di alam semesta ini akan mengalami hal yang sama, setidaknya sebanyak satu kali, dan Planet Bumi kita pun termasuk didalamnya. Planet Bumi akan bergerak ke arah yang berlawanan dan matahari pun akan terbit dari barat!!!! Hal ini akan terjadi dalam waktu singkat dan kita semua pun pasti akan menyadarinya.
Koreksi atas “Retrograde Motion”
Retrograde Motion bukanlah gerakan mundur suatu benda langit yang sesungguhnya. Namun hanya penampakannya dari permukaan bumi, yang disebabkan oleh model geosentris. Ceritanya begini: manusia mengamati semua objek langit dari permukaan bumi (toposentris). Karena mereka tahu bumi itu mirip bola yang sangat besar, maka data koordinat toposentris itu lalu ditransformasi ke pusat bumi (geosentris). Model ini juga dipakai karena keyakinan saat itu bahwa bumi ini diam sedng menurut agama-agama yang ada saat itu (pra-Islam), manusia itu fokus ciptaan Tuhan, sehingga bumi harus jadi titik sentral alam semesta. Model geosentris ini disebut juga model Ptolomeus. Dari model ini, dicobalah untuk melakukan prediksi ke depan. Misalnya, kalau suatu bintang hari ini tampak di posisi anu, maka setengah tahun lagi di posisi mana. Prediksi dengan model ini relatif akurat untuk alat-alat yang dipakai hingga saat itu – kecuali untuk planet. Planet-planet luar (Mars, Jupiter dan Saturnus yang dikenal saat itu), pada saat-saat tertentu tampak bergerak mundur (disebut “retrograde motion”). Awalnya gerak mundur ini dicoba dijelaskan dengan suatu epicycle, yakni lingkaran bantu pada orbit tiap planet. Maksudnya, ada suatu titik yang mengorbit mengelilingi bumi (masih geosentris!), lalu planet-planet itu bergerak mengelilingi titik tersebut. Tapi makin lama, epicycle ini makin rumit, makin membingungkan dan makin tidak bisa diprediksi. Sampai Copernicus muncul menyederhanakan model tadi dengan ide bahwa semua planet, termasuk bumi, harusnya mengelilingi matahari. Maka tiba-tiba seluruh fenomena retrograde motion tadi jadi bisa dijelaskan. Retrograde motion terjadi karena periode planet dalam mengelilingi matahari (atau disebut “revolusi”) tidak sama. Misalnya revolusi bumi 365.25 hari, sedang Mars 687 hari. Maka ada saat-saat di mana Mars tampai “di depan” bumi, kemudian tiba-tiba “di belakang” bumi. Ini mirip dengan arena balap sepeda, di mana yang di lingkaran dalam kecepatannya lebih tinggi dari di lingkaran luar. Itulah retrograde motion.
Rotasi Bumi dan Matahari Terbit
Yang membuat matahari terbit di timur adalah perputaran bumi pada porosnya (“rotasi”). Bumi berrotasi dari barat ke timur, sehingga Indonesia selalu melihat matahari lebih dulu daripada India. Arah barat-timur sebenarnya hanya arah relatif terhadap arah poros bumi. Ini dikenal dengan “hukum tangan kanan”: kalau ibu jari tangan kanan menghadap utara, maka arah keempat jari yang lain adalah arah rotasi. Arah poros bumi diorientasikan ke sejumlah bintang kutub utara. Bisa saja orbit bumi terganggu dan arah poros ini bergeser, seperti dibuktikan dari sejumlah penelitian bahwa di masa lalu poros bumi itu tidak seperti saat ini. Fenomena ini disebut perkelanaan kutub (polar wandering). Bahkan kita bisa berkhayal bahwa yang sekarang Utara itu bisa saja suatu saat Selatan. Namun selama arah rotasi bumi masih mengikuti hukum tangan kanan, maka daerah sebelah timur masih lebih dulu melihat matahari. Artinya, kemanapun poros bumi menghadap, selama rotasinya tetap, maka matahari tetap tampak terbit dari “timur”.
Perlambatan Rotasi Bumi
Dulu orang mendefinisikan satu hari sebagai satu kali bumi berputar pada porosnya. Sebagai acuan perputaran adalah objek astronomis yang dianggap tetap (bintang yang jauh). Inilah yang disebut jam astronomis. Sekali putaran perlu waktu 23 jam 56 menit 4 detik. Hanya karena bumi juga mengitari matahari, maka satu hari jadi 24 jam. Sejak ditemukannya jam atom yang sangat stabil dan teliti, maka orang lalu bisa mengukur periode astronomi itu lebih akurat. Dan hasilnya orang menemukan bahwa jam astronomis itu tidak stabil. Kadang lebih cepat dan kadang lebih lambat. Orang lalu memisahkan antara gangguan sesaat (temporer) dari gangguan tetap yang berjangka panjang. Sebuah badan ilmiah dibentuk khusus untuk itu, yaitu International Earth Rotation Service yang berpusat di Observatorium Paris. Efek temporer disebabkan objek-objek langit lain yang kebetulan sedang berdekatan. Ini dikenal dengan “multi-body-problems”. Sedang efek jangka panjang dipastikan akibat pasang surut, baik oleh bulan maupun matahari. Beberapa ilmuwan telah mengukur efek ini. Mereka menggunakan ribuan data astronomi. Yang paling mutakhir adalah dengan 15 tahun lunar-laser ranging, yakni pengukuran laser ke beberapa cermin reflektor yang dipasang di bulan oleh missi-missi ruang angkasa Amerika atau Russia. Dickey, Williams dan Newhall (1984) memberi angka 1,9 ms/cy. Artinya rotasi bumi melambat 1,9 per seribu detik dalam seabad! Angka yang amat kecil, namun efek kumulatifnya ke depan menarik untuk diselidiki lebih lanjut (Bretterbauer, 1989, p 98).
Para ahli menduga beberapa skenario :
Pertama, rotasi bumi akan melambat sedemikian rupa, sampai suatu ketika akan sama dengan revolusi bulan mengitari bumi. Pada kondisi ini, panjang hari akan menjadi sebulan qomariah. Sisi bumi yang menghadap bulan akan konstan, sedang sisi lainnya tidak akan pernah lagi melihat bulan. Pada saat seperti itu tentu perintah sholat dan puasa akan menjadi absurd. Kondisi ini diperkirakan terjadi minimal 261 abad lagi. Angka ini belum bisa dipastikan karena masih menunggu data yang lebih banyak lagi dari beberapa satelit pengamat dinamika matahari untuk mengetahui pengaruh pasang surut matahari. Ada beberapa ilmuwan yang memprediksi sampai beberapa milyar tahun.
Kedua, rotasi bumi akan terus melambat sampai akhirnya rotasi bumi sama dengan revolusi bumi mengitari matahari. Pada kondisi ini, panjang hari akan menjadi setahun syamsiah. Sisi bumi yang menghadap matahari akan konstan, selalu siang, dan akan panas sampai ratusan derajat Celcius, sedang sisi lainnya akan selalu malam dan membeku melebihi dinginnya kutub saat ini. Pada wilayah perbatasan akan selalu berhembus topan dengan kecepatan ribuan kilometer/jam. Bumi sudah tidak akan bisa lagi dihuni mahluk hidup. Kondisi ini diperkirakan terjadi minimal 954 abad lagi – walaupun banyak juga ilmuwan yang menduga setelah beberapa milyar tahun.
Namun jelas, kedua efek ini tidak akan membuat arah rotasi bumi menjadi berbalik, sehingga matahari tampak terbit dari barat. Rotasi bumi tidak pernah benar-benar akan berhenti lalu berbalik arah. Dia hanya akan setimbang, dan titik setimbangnya pada asumsi pertama adalah saat rotasi bumi sama dengan revolusi bulan; sedang pada asumsi kedua saat rotasi bumi sama dengan revolusinya mengitari matahari. Namun sekali lagi, masih banyak yang kita belum tahu. Bisa jadi, jika didapatkan bahwa rotasi matahari berlawanan arah dengan revolusi bumi mengitarinya, efek rotasi bumi terbalik itu masih bisa terjadi. Namun yang jelas, ketika kondisi itu ada, bumi sudah tidak layak lagi dihuni manusia.
Jadi bila dikatakan ketika kiamat terjadi matahari terbit dari barat, ya bisa saja, namun saat itu mungkin sudah tidak ada manusia menyaksikannya, kecuali bila mereka sudah menciptakan teknologi canggih yang mengantisipasi ekologi bumi yang sudah tidak ramah pada kehidupan.
Bencana Kosmik
Yang lebih mungkin dalam mengganggu rotasi bumi sehingga berbalik dan matahari tampak terbit dari barat adalah bila hadir suatu objek langit yang bermassa sangat besar (lebih besar dari bulan!) dengan lintasan sangat dekat dengan bumi. Saat ini objek “liar” yang ada seperti komet atau asteroid tidak ada yang sebesar itu. Kalaupun ada komet sebesar Schomaker-Levy yang menghantam Jupiter tahun 1996 lalu, atau seperti dalam film Armagedon ada asteroid khayal sebesar negara bagian Texas menghantam bumi, maka yang timbul hanya bencana ekologis yang dahsyat, namun belum akan merubah arah rotasi bumi. Namun lain persoalannya bila hadir suatu objek yang disebut “black-hole”. Objek ini bermassa paling kecil seperseribu matahari atau 333 kali bumi, namun besarnya hanya beberapa kilometer saja. Karena sangat padat, maka medan gravitasinya sangat tinggi, semua materi di dekatnya akan terhisap, sampai-sampai cahayapun tidak bisa lepas darinya. Akibatnya, blackhole tidak akan kelihatan! Dia hanya akan terdeteksi bila cahaya bintang di belakangnya tiba-tiba seperti hilang “tertelan” sesuatu yang gelap. Kalau blackhole mendekati bumi, maka akan terjadi bencana kosmik maha dahsyat. Bulan yang massanya 1/81 bumi akan keluar dari orbitnya – mungkin termakan oleh blackhole. Bumipun akan berguncang sangat dahsyat, gunung-gunung akan berhamburan. Mungkin saja rotasi bumi jadi berbalik dan matahari tampak muncul dari barat. Tapi semua sudah telat. Itulah kiamat. Tidak ada lagi saat untuk bertobat.
Supaya semua Aware saja.. Ini sedang terjadi saat ini... posisi terbit matahari sudah bergeser dari timur dan sekarang telah berada di timur laut.. mudah2an semua dapat mengambil hikmahnya.. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar